01 Juni 2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang Masalah
      Umbi-umbian merupakan salah satu bahan makanan khas Indonesia. Salah satu jenis umbi-umbian tersebut adalah ubi jalar atau yang dikenal orang dengan sebutan telo. Telo dapat ditemukan diberbagai tempat dan beberapa diantaranya dianggap sebagai makanan olahan dasar. Di Jepang, telo sudah dikonsumsi sebagai minuman sejak sebelum telo berkembang seperti sekarang ini. Namun di Indonesia masih sedikit masyarakat yang memanfaatkannya dikarenakan masih banyak masyarakat yang belum tahu bagaimana mengolah telo itu dan kandungan gizi apa saja yang ada di dalam telo.
               Namun seiring dengan tumbuh dan berkembangnya SPAT ( Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu ), kini telo mulai dikenal di masyarakat, bukan hanya kalangan bawah tapi kalangan ataspun mulai mengkonsumsinya. Keberadaan SPAT sangat penting untuk memajukan pertanian di Indonesia. Oleh karena itu,  penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang SPAT, tentang sejarah, proses produksi, dan hasil produksi SPAT.

1.2.   Rumusan Masalah
1.2.1  Bagaimana sejarah berdiri dan berkembangnya SPAT                
1.2.2  Produk apa saja yang dihasilkan SPAT
1.2.3  Bagaimana proses produksi untuk menghasilkan produk-produk unggulan    SPAT

 1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1   Untuk mengetahui sejarah berdiri dan berkembangnya SPAT
1.3.2   Untuk mengetahui produk apa saja yang dihasilkan SPAT
1.3.3   Untuk mengatahui proses produksi produk-produk SPAT        

1.4   Manfaat Penulisan
         1.4.1 PenuIisan ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang sejarah  berdiri dan berkembangnya SPAT
1.4.2  Penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi mengena produk-           
1.4.3 Penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai proses produksi dari produk-produk SPAT



 BAB II
ISI

2.1 Sejarah SPAT
         Awalnya SPAT bernama TAB ( Terminal Agribisnis ). Melalui SPAT inilah  Ir. Unggul Abinowo ingin membuat suatu hal untuk memperbaiki pertanian di Kabupaten Pasuruan. Di Pasuruan inilah, dengan modal RP.900.000,- Ir. Unggul dapat merubah lahan nonproduktif menjadi lahan produktif yang dapat menghasilkan berbagai macam hasil pertanian. Pada tahun 2000, Ir. Unggul mulai melakukan perubahan, membangun image bahwa telo yang hanya dikonsumsi oleh masyarakat kalangan bawah dapat diproduksi menjadi berbagai macam makanan
 Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu ( SPAT ) merupakan pusat pemaduan potensi, aksi dan gerakan pemberdayaan masyarakat untuk berperan serta aktif dalam pembangunan masyarakat pertanian Indonesia Di tempat inilah para petani dilatih dan dicetak untuk menjadi petani yang memiliki kemampuan dalam mengolah hasil pertaniannya, daiataranya adalah telo.
Berikut adalah sejarah singkat SPAT:
PERIODE 1980 s/d 1990
·         Memulai perintisan usaha budidaya pertanian di Desa  Parerejo,Kabupaten     Pasuruan, sejak menjadi Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
·         Membudidayakan berbagai jenis tanaman pangan (padi, jagung, ubi jalar),   buah-buahan (jeruk, tomat, melon) dan  sayur-sayuran.    
PERIODE 1991 s/d 1997
·         Merintis usaha peternakan bebek dan sapi.
·         Pembangunan pabrik/industri
·         Menerima kunjungan, dan mengadakan magang serta pelatihan dari petani,  kelompok tani, LSM, dinas pemerintah serta instansi/lembaga lain.
·         Perluasan usaha penyediaan saprodi (pupuk)
·         Ekstensifikasi dan intensifikasi komoditi pertanian  
·         Kursus singkat Agribisnis di Australia Barat tahun 1991
·         Sebagai Ketua Litbang Asosiasi Pupuk Cair Tahun 1993
·         Sebagai Pemuda Pelopor Tahun 1996
·         Ketua Brigade Pemuda Pelopor Pembangunan Desa (BP3D) tahun 1997
PERIODE 1998 s/d 2003
·         Ditunjuk sebagai Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) dari Menteri Pertanian tahun 1998 dikukuhkan kembali tahun 2003
·         Sekjen KTNA Nasional Tahun 1999
·         Berdirinya SPAT pada tanggal 16 April 1999 oleh Menteri Pemuda dan Olahraga ditandai dengan peresmian Terminal Agribisnis di Desa Simping,  Kabupaten Pasuruan
·         Merintis usaha di pengolahan pasca panen khususnya   ubi jalar dan pemasaran produk UKM sejak tahun 2000
·         Sejak Tahun 2000, SPAT berkembang dan terbagi menjadi 6 Divisi Kerja  yakni Data & Informasi, TTG,  Diklat,
·         Kajian Pembangunan Desa, Investasi dan Pembiayaan  dan Terminal Agribisnis.
PERIODE 2004 s/d sekarang
·         Pengembangan teknologi informasi agribisnis
         SPAT didirikan di atas hamparan yang luas dan subur di Jalan Raya Purwodadi No.1 Kabupaten Pasuruan. Lahan tersebut memberikan sumber hidup ubi jalar ( telo ) yang cukup melimpah bagi perusahaan SPAT untuk memproduksi bermacam-macam produk olahan dari telo, diantaranya bakpao telo.

2.1.1 Visi dan Misi
            Visi : Menjadi industri terkemuka di bidang agribisnis dengan Model Usaha                     Pertanian  Terpadu yang efisien, tangguh modern, berkelanjutan dan  berdimensi kerakyatan
            Misi : Pemberdayaan segenap potensi sumber daya alam dan manusia





2.1.2 Tujuan SPAT
            Adapun tujuan SPAT diantaranya:
Ø  Mensejahterahkan petani
Ø  Mensejahterakan UKM
Ø  Melatih dan mencetak petani yang handal
Ø  Rebuilding image produk lokal
Ø  Menghasilkan produk agribisnis yang mempunyai daya saing tinggi
Ø  Berperan serta dalam pengembangan ekonomi daerah
Ø   
2.1.3  Kerjasama
         Kementerian Riset dan Teknologi : Teknologi tepat guna
         TNI AL : Bakti surya baskara jaya
         TNI Pusdik : ABRI manunggal pertanian
         Politeknik Negeri Malang : Pengembangan TTG
         Universitas Brawijaya Malang : Edukasi Agribisnis
         SIRIM : Standarisasi untuk ekspor ke Malaysia
         UPN Veteran Surabaya : Magister Agribisnis
         JICA : Magang Agribisnis
         Uni Eropa : Private label
         Kementrian Luar Bandar Malaysia : Pembangunan desa
         ITFNet : Board Member 21 Negara Sub Tropis dan Tropis
         Pemprov Papua : Pengembangan pangan ubi jalar
         Departement of Agriculture Malaysia : Training SME
         Balitkabi : Penelitian varietas umbi-umbian
         PC NU  Kab. Pasuruan: Pengembangan ekonomi umat












2.2 Produk SPAT
`

2.2.1        Jenis dan fakta Ubi Jalar ( telo )
            Jenis ubi jalar
a.       Oranye : kaya betakaroten
b.      Ungu    : anthosianin
c.       Putih    : baik untuk tepung

            Fakta tentang ubi jalar :
            a. Peringkat 1 dari 58 jenis Sayuran
                (Nutrition Action Health Letter, USA)
            b. Kandungan Vit A 4 kali lebih banyak daripada wortel sehingga bermanfaat            untuk mencegah kebutaan
                (World Health Organization)
            c. Mengandung betacarotene yang bermanfaat untuk pertumbuhan tulang,                   gigi, rambut dan kulit.
                (Dr. Sanjay Gupta, in www.cnn.com)
d.      Kandungan gula relatif sedikit dan alami sehingga aman dikonsumsi oleh
    penderita diabetes
                (www.cnn.com)
            e. Memiliki kandungan antioksidan yang dapat membantu mencegah penyakit            jantung. kanker, dan dapat membantu pembentukan sistem imunitas dalam               tubuh dan memperlambat proses penuaan.
    (Jack. D. Osman, Towson University)
            f. Kandungan Glycemix Index Carbohydrate (LGI, 54) yang rendah
                (Dr. dr Elvina Karyadi, M.Sc., Pusat Gizi UI Indonesia)
            g. Kolesterol rendah
                (Dr. Robert Cordell, Wake Forest  School of Medicine,USA)
            h. Memiliki serat yang baik untuk pencernaan
                (World Health Organization)

2.2.2        Produk-produk Ubi Jalar
1.      Juice Telo
2.      Ice Cream Telo
3.      Brownise Telo
4.      Burger Telo
5.      French Fries Telo
6.      Hotdog Telo
7.      Kue-kue Telo
8.      Mie Telo
9.      Onde-onde Telo
10.  Pizza Telo
11.  Tepung Telo
12.  Bakpia Telo
13.  Bakpao Telo















2.2.3        Kandungan Gizi Produk Ubi Jalar
            1. Bakpao Telo



kandungan gizi bakpao telo :
o   Kalori( / 100g )      : 195,48
o   Protein                   : 3.34%
o   Lemak                   : 1.00%
o   Karbohidrat           : 43.28%
o   Jenis produk = ready to eat dan bakpao beku
o   Variasi Rasa = 9 rasa
o   Substitusibahanutama = 40%

2. Mie Telo














 kandungan gizi mie telo :
o    Kalori( / 100g )     : 356.57
o   Protein                   : 1.81%
o   Lemak                   : 1%
o   Karbohidrat           :. 41%
o   Kapasitas     =  52.100 pack/bulan
o   Jenis produk = Mie telo ungu dan mie telo kuning
o   Substitusi bahan utama =  40- 50%


3. Ice Cream Telo










kandungan gizi ice cream telo :
o    Kalori( / 100g )     :36.29 
o    Protein                  : 0.49%
o    Lemak                   : 0.81%
o   Karbohidrat           :10.14%
o   Kapasitas = 5.000 cup/bulan
o   Jenis produk = Ready to eat dan Ice Cream Beku
o   Variasi Rasa = 7 rasa
o   Substitusi bahan utama = 50-60%








4. Bakpia Telo

kandungan gizi:
o    Kalori( / 100g )    : 335    
o     Protein                 : 11.26%
o   Lemak                   : 2.32%
o   Karbohidrat           : 8.30%
o   Kapasitas      = 350.000 biji/bulan
o   Jenis produk = Ready to eat
o   Variasi Rasa = 4 rasa (coklat, keju, kacang hijau, tangkwee)
o   Substitusi bhn utama = 35 - 45 %


2.2.4        Produk Non Ubi Jalar
            1.Salak Chips
            2.Pisang mas Chips
            3 Jackfruit Chips
            4.Apple Chips
            5.Pineapple Chips
            6.Bayam Chips
            7.Papaya Chips
            8.Tempe Chips





            9.Sweet Potatoes Chips
           10.Ginger Instant
           11.White Turmeric Instant
           12.Java Noni Instant

2.3   Proses Produksi
            Bahan baku untuk membuat berbagai macam prodik telo 10% berasal dari dari lahan atau kebun sendiri yang bibit-bibitnya berasal dari negara tetangga seperti Jepang. Dan sekitar 90% dibeli langsung dari petani, sehingga SPAT mempunyai kerja sama dengan para petani. Dalam sehari SPAT memerlukan sekitar 2,5 ton telo untuk membuat berbagai macam produk makanan dari telo, termasuk bakpao telo yang merupakan produk unggulan SPAT. Berikut adalah proses pembuatan bakpao telo:
Ø  Ubi jalar ( telo ) yang telah dicuci kemudian dikeringkan dengan dianginkan atau dijemur
Ø  Ubi jalar dikupas secara manual
Ø  Ubi jalar dibuat pasta
Ø  Ubi jalar yang sudah berbentuk pasta dicampur dalam mesin khusus, setelah rata adonan digiling
Ø  Adonan daging di timbang dengan berat masing-masing harus berbobot 2,5 kg. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam proses mencetak
Ø  Adonan dimasukkan ke mesin pencetak untuk membagi adonan sesuai takaran resep
Ø  Adonan diisi dengan berbagai macam rasa kemudian dibentuk
Ø  Bakpao ditaruh di atas loyang dan didiamkan sekitar 1 jam supaya bakpao mengembang
Ø  15 menit setelah mengembang, bakpao siap disajikan






Produk olahan SPAT ini tidak tahan lama karena dalam proses  pembuatannya tidak menggunakan bahan pengawet. Hampir tidak ada limbah yang tersisa dari proses produksi telo ini. Kulit telo dapat digunakan sebagai pupuk, pakan ternak, bahkan ada yang ingin membuatnya menjadi bahan lain, sepertikeripik.

BAB III
PENUTUP

3.1 Pesan dan Kesan
§  Penulis merasa senang mendapatkan kesempatan berkunjung langsung ke  Repoeblik Telo, pusat aneka jajanan dari telo
§  Agar Repoeblik telo terus mengembangkan perusahaannya agar dapat menghasilkan produk-produk yang mampu menjangkau pasar internasional

3.2 Simpulan
·    SPAT mampu menghasilkan bermacam-macam produk dari telo dan mampu              mengenalkan telo kepada masyarakat umum
·    Telo yang dulu dikenal orang sebagai makanan kalangan bewah, kini mulai                dikonsumsi disemua kalangan karena keberhasilan SPAT dalam          memasyarakatkan telo dan memproduksi bermacam-macam olahan dari telo
·    Telo memiliki kandungan gizi yang tinggi

3.3 Saran
·    Agar perusahaan SPAT dapat mengembangkan hasil pertanian lain                                        sebagaimana keberhasilannya dalam mengembangkan produk-produk dari                                   telo
·    Agar pemerintah memberikan bantuan kepada SPAT  untuk mengembangkan                        hasil pertanian di Indonesia
·    Agar masyarakat terpacu semangatnya untuk mengembangkan hasil pertanian                       menjadi olahan yang unik dan memiliki daya jual
·    Agar para siswa sebagai generasi muda tidak berhenti berkarya dan agar                                menjadi       siswa yang kreatif dan inovatof sehingga mampu menjadi siswa yang mandiri








REFERENSI

·         www.spat-indonesia.or.id
·         PT. SPAT Jl. Raya Purwodadi No. 1
      Kabupaten Pasuruan

Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu (SPAT)


Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu (SPAT) adalah pusat pemaduan potensi, aksi dan gerakan pemberdayaan masyarakat untuk berperan serta aktif dalam pembangunan masyarakat pertanian Indonesia. Sentra ini didirikan pada tahun 1984, yang dilatarbelakangi oleh keinginan untuk berperan serta membangun pertanian di Indonesia. Dengan konsep pertanian terpadu, keanekaragaman potensi sumber daya hayati pertanian Indonesia dapat dioptimalkan pengembangannya sebagai suatu keterkaitan dari hulu sampai hilir.

Visi
“Mewujudkan Model Pertanian Terpadu yang efisien, tangguh, modern, berkelanjutan dan berdimensi kerakyatan ”

Misi
“Pemberdayaan segenap potensi sumber daya alam dan manusia untuk membangun pertanian Indonesia”

Tujuan
- Menghasilkan produk agribisnis yang mempunyai daya saing.
- Melatih dan mencetak petani yang handal dengan tujuan untuk mensejahterakan petani dan UKM.
- Rebuilding Image produk Lokal.
- Berperan serta dalam pengembangan ekonomi daerah.
- Mensinergikan tujuan tersebut dan membangun Sentra Agritourism.

Untuk mengaplikasikan Model Pertanian Terpadu dan menjaga keberlanjutannya maka kebutuhan akan peran-peran strategis (Pendidikan & Pelatihan, Data & Informasi, Kajian Strategi Gerakan Pembangunan Desa, Pengembangan Tekhnologi Tepat Guna, Kajian Investasi dan Pembiayaan, Terminal Agribisnis) dalam pembangunan pertanian menjadi suatu bagian yang tidak bisa dipisahkan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan
[P1010032.jpg]

Tujuan utama dari bidang ini adalah melatih SDM pertanian dengan transfer skill usaha tani secara utuh, dan menstimulus individu-individu untuk berwirausaha yang mampu menghadapi tantangan pertanian di masa mendatang.

Metode
Pelatihan interaktif yang kami tawarkan adalah 80% praktek dilapangan dan 20% materi, dengan kurikulum yang disusun bersama BLPP (Balai Latihan Pengembangan Pertanian), APP-Malang (Akademi Penyuluh Pertanian), Fakultas Pertanian & Lembaga Penelitian Pertanian Univ. Brawijaya, Balai Teknologi Pertanian Lawang, Balai Benih Ikan- Umbulan dan instansi lainnya yang terkait.