The heart and cardiovascular system in the Qur’an and Hadeeth adalah
sebuah peper dari International Journal of Cardiology yang ditulis oleh
Marios Loukas. Marios Loukas adalah seorang Profesor di St. George
University dengan bidang riset seputar jantung, teknik dan anatomi
pembedahan, arteriogenesis hingga pendidikan medis. Kata “heart” dalam
dunia kedokteran berarti jantung, bukan hati. Adapun “hati” dalam
kedokteran adalah liver. Karena itu kata “qalb” dalam bahasa Arab,
diterjemahkan oleh penulis paper tersebut menjadi “heart”, yang dalam
bahasa Indonesia berarti jantung.
Dalam pengantarnya, Dr. Marios Loukas menjelaskan kemajuan ilmu
kedokteran saat ini melupakan kontribusi dari sejumlah teks-teks agama,
salah satunya adalah Quran dan Hadits. Padahal beliau menyebut deskripsi
yang akurat tentang struktur anatomi, prosedur bedah, karakteristik
fisiologi dan pengobatan medis. Paper itu ditulis sebagai review atau
rangkuman untuk menyajikan secara akurat kontribusi Al Quran dan Hadits
dengan fokus khusus pada sistem jantung.
Kemudian Marios Loukas menjelaskan perbedaan kontras dalam Islam dan
Kristen mengenai hubungan antara agama dan sains. Dalam sejarah Kristen
di abad pertengahan dan masa Renaissance, pengaruh gereja Kristen
melumpuhkan perkembangan sains, meskipun pengamatan sains tersebut
sebenarnya didukung oleh perhitungan dan pemikiran rasional. Sementara,
sains di era kejayaan Islam berkembang luas disebabkan ajaran Islam
mendorong dan mendukung riset sains karena dalam Islam pencarian ilmu
pengetahuan merupakan bagian dari ibadah kepada Tuhan.
Paper tersebut menjelaskan tentang pandangan umum tentang pengobatan
dalam Al Qur’an dan Hadits. Diantaranya, Allah SWT yang menciptakan
penyakit, dan setiap penyakit itu selalu ada obat dan metode
penyembuhannya. Ada dua macam perlakuan (treatment) untuk proses
penyembuhan suatu penyakit, yaitu secara spiritual dan fisik. Sebab, Al
Quran menyebut penyakit tidak hanya berupa penyakit fisik, namun juga
penyakit yang “tersembunyi” seperti keragu-raguan (doubt), kotoran
keimanan (impurity), kemunafikan (hypocrisy) dan tidak beriman
(disbelief) dan dusta (falsehood).
Selain penyakit batin tersebut, Al Quran dan Hadits juga
mendiskusikan beberapa penyakit fisik seperti sakit perut (abdominal
pain), mencret (diarrhea), demam (fever), penyakit kusta (leprosy), and
penyakit mental. Diantara obat yang manjur adalah madu karena mengandung
gula, vitamin dan anti mikroba. Selanjutnya Al Quran berbicara tentang
makanan apa saja yang haram dikonsumsi, seperti bangkai, darah, daging
babi serta yang disembelih tidak atas nama Allah.
Penulis menyebut tentang sebuah ayat Al Quran yang menyatakan bahwa
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat
lehernya” (Qaaf 16). Ini menunjukkan relasi antara Allah SWT dengan
hamba-Nya, sekaligus mengisyaratkan pentingnya pembuluh darah di leher
dan hubungannya dengan jantung.
Dalam Al Quran ada tiga kelompok manusia berdasarkan keadaan “heart”,
yaitu orang yang beriman (believers) yang memiliki heart yang hidup,
orang kafir (rejecters of faith) yang memiliki heart yang mati, dan
orang munafik (the hypocrites) yang ada penyakit dalam heart. Karena itu
Marios Loukas menyatakan bahwa heart memiliki dua tipe, yaitu spiritual
heart dan physical heart. Tiga kategori itu termasuk ke dalam spiritual
heart. Ia juga menyebutkan bahwa ulama (scholars) membagi dua jenis
penyakit dalam spiritual heart, yaitu syubuhat dan syahwat.
Bagian yang juga menarik, ketika secara tidak langsung gaya hidup
manusia yang dikehendaki oleh Allah SWT, membuat kemungkinan terkena
penyakit jantung menjadi lebih kecil, seperti melakukan aktivitas
spiritual, makan secukupnya, bekerja secara fisik, tidak marah dan iri
hati, menjauhi keserakahan, serta menjauhkan diri dari makanan dan
minuman yang dilarang. Termasuk dibahas pula gerakan-gerakan shalat
(berdiri, sujud duduk) yang berhubungan dengan kesehatan, sampai-sampai
gerakan orang shalat yang malas seperti yang dilakukan oleh orang
munafik dikecam dalam Al Quran. Hingga dibahas pula, larangan Islam
untuk mengkonsumsi alkohol untuk khamar yang bisa ditinjau dari segi
kesehatan. Sebab, alkohol berpengaruh pada seluruh organ tubuh, seperti
liver, lambung, usus, pankreas, jantung dan otak dan dapat menyebabkan
sejumlah penyakit, seperti liver cirrhosis, pancreatic insufficiency,
cancer, hypertension dan heart disease.
Kesimpulannya adalah bahwa Al Qur’an dan ucapan Nabi Muhammad
merupakan teks agama, spiritual dan sekaligus saintifik. Al Qur’an
memang bukan kitab sains namun petunjuk hidup bagi manusia. Al Qur’an
juga tidak butuh bukti untuk kebenaran isinya dan seiring perkembangan
sains modern semakin menunjukkan bahwa Al Quran bukanlah sebuah kitab
yang biasa, tetapi sebuah mukjizat dari Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar